Breaking News

Era Digitalisasi: Ketika Media Sosial Mengubah Pola Pikir Manusia

Ramazita Aizawa Filashafia

Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, saat ini masyarakat di seluruh dunia berada  di tengah-tengah sorotan era digitalisasi. Menurut Sukmana dalam Erwin (2020), digitalisasi adalah proses media dari bentuk tercetak, audio, maupun video menjadi bentuk digital. Proses ini melibatkan penggunaan perangkat lunak yang merubah elemen-elemen seperti teks maupun gambar menjadi kode biner yang dapat diolah dan disimpan oleh perangkat lunak. Oleh karena itu, media-media tersebut dapat diakses pada perangkat elektronik yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti komputer, televisi, dan smartphone yang tentunya memudahkan akses informasi digital tersebut secara fleksibel.

Salah satu aspek krusial dari era digitalisasi yaitu pesatnya perkembangan jangkauan internet yang telah menghubungkan setiap individu dengan dunia melalui media sosial. Dengan adanya media sosial, segala informasi baik berupa berita hangat, opini, iklan, bahkan lowongan pekerjaan pun dapat dengan mudah diakses oleh seluruh manusia di penjuru dunia melalui berbagai platform media sosial seperti Instagram, facebook, tiktok, sampai twitter. Hal ini tentunya memberikan dampak bagi manusia, salah satunya ialah adanya perubahan dari pola pemikiran manusia. Berikut beberapa faktor yang menyebabkan adanya perubahan cara berpikir manusia, yaitu:

Interaksi di media sosial

Media sosial menyediakan fasilitas untuk bertukar pikiran dan pandangan secara terbuka antar individu yang tentunya dapat diakses oleh berbagai kalangan. Adapun pernyataan pendukung yang didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh Dr. Jean Twenge, seorang psikolog dari San Diego State University, telah mengungkapkan bahwa penggunaan media sosial dalam jangka waktu yang panjang dapat memengaruhi persepsi diri dan pandangan kita terhadap dunia. Hal ini dikarenakan pada penggunaan media sosial dalam jangka yang lama, individu secara tak sadar terlibat dalam interaksi yang menyebabkan adanya pertukaran informasi dan pandangan yang perlahan dapat merubah pola pikir suatu individu tersebut.

Kecepatan penyebaran informasi

Selain ruang untuk berinteraksi yang memadai untuk bertukar ide dan pikiran, proses penyebaran informasi melalui media sosial sangatlah mudah dan cepat. Pemrosesan data yang cepat di era digitalisasi saat ini juga menjadi pemicu adanya perubahan cara berpikir seseorang. Kecepatan penyebaran data dan informasi membawa pengaruh besar yang dapat memungkinkan seseorang untuk menganalisis dan memproses data dalam skala yang besar. Ini menciptakan perkembangan kemampuan analitis dan pemecahan masalah seseorang yang dapat membawa dampak yang baik dalam proses berpikir seseorang untuk menyelesaikan sebuah masalah.

Akses informasi yang tak terbatas

Tidak adanya batasan geografis pada media sosial menyebabkan luasnya persebaran informasi. Sebagai ilustrasi, berita terbaru dari wilayah A dapat dengan mudah diakses oleh wilayah B meskipun dalam jarak yang sangat jauh Fenomena ini  juga akan berlaku ketika masuknya informasi dari sebuah wilayah A yang mempunyai pemikiran berbeda dengan wilayah B yang berimbas pada perubahan pola pikir karena adanya pengaruh dari pemikiran seseorang di wilayah A. Tak terbatasnya dunia media sosial pun dapat mengubah pola pikir seseorang dengan memperluas perspektif yang diperoleh dari berbagai informasi yang ada di internet.

Dalam menghadapi era digitalisasi yang akan semakin berkembang, penting untuk kita senantiasa terus beradaptasi dan tetap bijaksana dalam menyaring berbagai informasi yang ada. Mengingat luasnya jangkauan media sosial dan efisiensi fitur yang ada di dalamnya, jangan sampai memberikan dampak buruk untuk diri sendiri. Sebagai generasi Z, ada baiknya untuk tetap memanfaatkan teknologi sekaligus mempertahankan kemampuan berpikir kritis dan menjaga integritas dalam setiap tindakan yang dilakukan di tengah perubahan zaman yang terus berlangsung. Hal tersebut dilakukan agar kita tetap dapat menjadikan era digitalisasi sebagai alat untuk memperkaya wawasan tanpa memberikan dampak negatif untuk diri sendiri dan sekitarnya.

Editor : Helen Magdalena Hartono

0 Komentar

© Copyright 2022 - LPM basic FMIPA UB