Breaking News

Syeftyan: Jangan Menyerah dan Fokus pada Tujuan yang Ingin Kamu Capai

Penulis : Namira Romadhona Fatih Purnomo

Editor : Erika Faradilla Krishna

Sumber: Dokumen Pribadi Narasumber 

Halo semua! Setelah sekian lama Wall of Fame kembali lagi nih! Berbeda dengan Wall of Fame sebelumnya, kali ini narasumber Wall of Fame diambil dari saran yang teman-teman sampaikan melalui Google Form Wall of Fame nih. Jadi siapa sih narasumber Wall of Fame kali ini? Tidak lain dan tidak bukan adalah Syeftyan dari program studi Biologi angkatan 2019! Menurut teman-teman responden G-Form, sosok yang memiliki nama lengkap Muhammad Syeftyan Ali ini adalah sosok yang aktif dan produktif, baik dalam akademik, organisasi, dan perlombaan. Bukan hanya itu, Syeftian juga seringkali dikenal sebagai orang yang suka berbagi ilmu dan juga memiliki kepribadian yang baik sehingga bisa dijadikan sebagai teladan dan inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya. Jadi gimana nih, teman-teman? Penasaran kan sama narasumber kita kali ini? Kalau begitu, mari kita langsung simak kisahnya!

Syeftyan dikenal dengan pengalamannya di bidang riset dan keilmiahan. Untuk bidang riset, ia pernah melakukan riset selama hampir 5 bulan dengan metode molekuler dokim atau dry lab. Metode ini adalah metode di mana penelitian dilakukan dengan menggunakan aplikasi untuk menentukan atau mencari suatu senyawa atau komponen secara kimia untuk diuji dalam penelitian. Meskipun bukan penelitian secara langsung, usahanya berbuah manis, karena lolos dalam PKM-RE. Saat ini, ia masih terus belajar dan mencoba berbagai hal lain, seperti melakukan penelitian di bidang sosial humaniora dan melakukan MBKM di BRIN LIPI Cibinong. Dalam program MBKM yang dia ikuti, dia mendapat kesempatan untuk mengikuti berbagai proyek penelitian. Salah satunya adalah proyek penelitian dengan topik “Antibiotik dari Ekstrak Aktinomesites sebagai Inhibitor Enzim Mycobacterium tuberculosis (Mtb)” di Indonesian Culture Collection (InaCC), Pusat Penelitian Biologi, BRIN, Cibinong, Jawa Barat. Dengan adanya proyek penelitian yang ia ikuti, ia menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian sebenar-benarnya di lapangan.

Bukan hanya di bidang riset, sosok yang juga seringkali dipanggil Syef ini pun aktif di bidang keilmiahan. Dalam bidang keilmiahan, ia lebih fokus ke LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah). Dari segi pengalaman yang telah didapat, ia sudah beberapa kali menang dalam perlombaan. Terdapat lebih dari 40 penghargaan di bidang Karya Tulis Ilmiah (KTI). Bukan hanya mengikuti perlombaan, ia pun juga menjadi mentor di beberapa platform keilmiahan seperti Jurnal Lab. Tak cukup mengikuti perlombaan dan menjadi mentor di sebuah platform, Syef juga menjadi pendamping pelatih di SMA 2 Trenggalek dan juga pendamping PKM Maba Fakultas MIPA selama kurang lebih 2 tahun. Berbekal pengalamannya tersebut, ia pun mengisi beberapa acara webinar dalam bidang keilmiahan. Hingga saat ini pun, ia masih terus semangat untuk mengasah kemampuan dengan mengikuti lomba keilmiahan dan kepenulisan.

Pengalaman yang didapatkan oleh laki-laki yang berasal dari Trenggalek ini tidak instan. Ada proses yang dilewatinya, ada gagal yang dia ubah menjadi motivasinya untuk bisa sukses di bidang ini. Pada awalnya, dia lebih di bidang olimpiade. Jalan yang dilalui tidak mudah bahkan seringkali gagal. Berbekal motivasi guru SMA nya yang percaya bahwa ia memiliki potensi meskipun bukan di bidang olimpiade, ia mencoba untuk masuk ke bidang karya tulis dan keilmiahan. Memasuki sebuah bidang baru pun tentunya juga tidak mudah, beberapa kali ia merasakan kegagalan. Tapi kegigihannya menghasilkan penghargaan-penghargaan yang ia dapatkan. Termotivasi akan kegagalan sebelumnya, ia ingin maksimal di bidang ini, ia balaskan dendamnya dengan terus mengasah diri agar lebih baik. Semakin hari, Syef merasa bahwa bidang kepenulisan atau karya tulis ilmiah ini adalah tempatnya, passion, dan skill-nya. Ia berprinsip bahwa selama ada niat, tekad, dan kesempatan untuk mengikuti lomba, maka ia akan tetap terus mengikuti perlombaan. Bahkan jika ia sudah bukan mahasiswa lagi, ia memiliki keinginan untuk membantu adik tingkatnya yang ingin belajar dan berkembang dalam penulisan karya ilmiah. Selain mengembangkan soft skill, berbagi ilmu dalam bidang penulisan karya ilmiah adalah target yang ingin ia capai. Baginya, penting untuk membagikan ilmu yang telah didapat dari kakak tingkat sebelumnya kepada adik tingkat yang akan menjadi penerusnya nanti. Syeftyan ingin memberikan motivasi dan insight baru pada orang lain bahwa dengan menekuni bidang keilmiahan, kita bisa berprestasi dan menjadi kebanggaan bagi orang tua.

Dalam prosesnya, terdapat kendala-kendala yang ia dapatkan, seperti terlalu lama berada di zona nyaman, terutama saat memasuki pandemi. Tapi Syeftyan mencoba untuk bangkit dan meyakinkan diri dan tujuannya. Dari pengalaman sebelumnya, dia belajar dan mengevaluasi diri. Belajar dan evaluasi diri selalu dilakukan, baginya sikap semangat dan cukup puas tidak boleh ditinggalkan untuk orang yang ambisius dan kompetitif. Seiring berjalannya waktu, Syeftyan memahami takdir, bahwa ada proses dan pembelajaran untuk menjadi pribadi yang kuat dan komitmen untuk bisa bertahan di bidang ini. Itulah kenapa, penting baginya untuk senantiasa mengembangkan diri dengan belajar dan berdiskusi dengan kakak tingkat atau bahkan konsultasi kepada dosen.

Selain bercerita perjalanannya dalam bidang ini, Syeftyan juga bercerita mengenai pengalaman tidak menyenangkan dan tidak terduga yang pernah ia alami. Syef pernah berada di titik di mana belum pernah menang sama sekali tapi tidak mendapatkan supporting system. Hal itu membuatnya merasa tidak ada dukungan untuk terus semangat. Tidak menyerah, ia meyakinkan diri untuk terus maju dan tidak takut gagal. Hal tersebut memacunya untuk tetap semangat berjuang. Karena minimnya orang yang peduli dalam perlombaan yang diikutinya, maka ia tetap harus menyemangati dirinya sendiri untuk mengikuti perlombaan. Bukan hanya tak menyenangkan, Syeftyan juga pernah mengalami pengalaman yang tidak terduga, seperti saat ia sudah mempersiapkan lomba dengan maksimal tapi belum mendapatkan juara tapi saat dia tidak bisa menjawab pertanyaan juri dengan maksimal justru dia mendapat juara.

Ada beberapa hal yang membuatnya tetap konsisten di bidangnya. Menurutnya, tujuan untuk lomba itu benar-benar harus diingat. Bukan hanya mengingat tujuan, tapi juga harus yakin bahwa juara akan datang di saat yang tepat. Jadi harus tetap melangkah dan mengejar apa tujuan yang kita inginkan. Syeftyan juga memiliki target yang ingin dicapai. Jika gagal, maka akan ada evaluasi dan mengubah rencana yang sudah dia susun. Salah satu prinsip lain miliknya adalah, “Jika rencana tidak berhasil, ubah rencananya. Tapi jangan ubah tujuannya. Karena jatuh itu bagian dari kehidupan dan bangkit itu adalah hidup.” Tidak lupa, Syeftyan juga berdo’a. Menurutnya, usaha tanpa do’a itu sama saja, manusia hanya bisa merencanakan, tapi Allah yang memutuskan.

Sumber: Dokumen Pribadi Narasumber

Syeftyan juga berbagi tips-tips nih untuk teman-teman yang ingin menorehkan prestasi tapi juga tidak meninggalkan akademiknya:

     Memperkuat niat, jika setengah-setengah atau maksimal jangan dilanjutkan karena akan sia-sia.

     Disiplin, semua harus dibagi dalam skala yang tepat. Kuliah nomor 1 tapi jangan hanya kuliah saja.

     Berusaha maksimal, jangan mudah menyerah, dan jangan cepat puas.

     Latihan dan evaluasi. Saran dan kritik orang lain sangat penting, jangan diabaikan.

     Buka diri dan berdo’a. Usaha sudah dilakukan, jadi kembalikan kepada Allah.

Terakhir, ia memberikan closing statement untuk menutup wawancara. Syeftyan berpesan, “Berada di manapun teman-teman, bukan hanya di bidang keilmiahan, bisa aja di seni, organisasi, atau kepanitiaan, itu jangan mudah menyerah. Temen-temen bisa asah itu terus. Cari ilmu yang banyak dari bidang yang temen-temen tekuni. Karena ilmu sangat penting bagi kehidupan kedepannya. Jadi mahasiswa yang berprestasi, (dalam hal ini) bukan yang hanya banyak penghargaannya. Definisi mahasiswa berprestasi itu dari banyak hal. Mungkin dia memiliki impact pada orang lain dan kampus, aktif organisasi, memiliki social humanity yang baik pada orang lain, atau dapat dijadikan teladan oleh orang lain. Jadilah mahasiswa berprestasi sesuai diri kalian masing-masing. Jangan hanya beranggapan bahwa mahasiswa berprestasi memiliki banyak prestasi. Dunia perkuliahan adalah tempatmu mengepakkan sayapmu untuk terbang dan berproses menjadi apa yang kamu inginkan. Jadi, jangan menyerah dan fokus pada tujuan yang ingin kamu capai.” (nr/efk)

0 Komentar

© Copyright 2022 - kabarbasic