Breaking News

Apa itu Self-Esteem?

 

Sumber: Dribbble.com

Oleh: Cika Rahmannia Febrianti

Seberapa sering kalian mendengar istilah Self-Esteem? Secara umum, Self-Esteem lebih dikenal dengan istilah ‘Penghargaan Diri’. Self-Esteem sendiri sudah ramai diperbincangkan dalam dekade terakhir oleh para ahli psikologi. Dalam ilmu psikologi, Self-Esteem dideskripsikan sebagai penilaian seseorang terhadap value atau worth yang dimilikinya. Secara sederhana, Self-Esteem juga dapat dijelaskan sebagai seberapa banyak seseorang menghargai, menerima, mengapresiasi, memuji, dan menyukai dirinya sendiri. Terdengar seperti narsistik, tetapi bukan.

Self-Esteem adalah salah satu konsep diri di mana pendefinisian istilah tersebut berasal dari banyak faktor, seperti kepercayaan diri, identitas, rasa kepemilikan, dan kompetensi. Self-Esteem sendiri cenderung meningkat pada remaja dan dewasa seiring dengan semakin banyaknya problem yang dihadapi. Namun, selain meningkat, Self-Esteem juga dapat mengalami penurunan apabila dipicu oleh faktor-faktor tertentu. Oleh karena itu, Self-Esteem dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1.       High Self-Esteem

a.       Mengapresiasi diri dan orang lain.

b.       Membuat keputusan sendiri, berkata ‘tidak’ jika enggan, dan mengekspresikan ide/pendapat.

c.       Believe in equality, no better and no worse.

d.       Fokus pada masa kini, tidak melulu memikirkan masa lalu.

e.       Menerima kelebihan dan kekurangan diri serta berpandangan positif akan hidup. 

2.       Low Self-Esteem

a.       Fokus pada kelemahan, ketakutan, keraguan dan kekhawatiran terhadap diri

b.       Lemah dalam kontrol diri (susah berkata ‘tidak’ dan tidak menetapkan batasan diri)

c.       Mendahulukan keinginan orang lain dibanding diri sendiri

d.       Struggle dengan kepercayaan diri

e.       Kesusahan mengekspresikan keinginan dan menerima kritikan.

Jadi, seberapa penting, sih, Self-Esteem itu? Self-Esteem bisa mempengaruhi decision-making process, relationship, kesehatan emosional, motivasi, dan masih banyak lagi. Mempunyai High Self-Esteem dapat berpengaruh baik dalam pencapaian tujuan hidup. Sedangkan mempunyai Low Self-Esteem dapat merujuk pada mental health disorders dan itu akan benar-benar berdampak pada kualitas hidup.

Ada pun beberapa cara agar dapat meningkatkan Self-Esteem, yaitu:

1.       Kenali diri dan bentuk tujuan hidup.

2.       Stop membandingkan diri dan jalin relasi positif.

3.       Coba untuk berpikir lebih positif dan realistis saat sedang bergelut dengan pikiran negatif.

4.       Gunakan positif self-talk (kata-kata afirmasi)

5.       Terapkan self-compassion atau sikap menerima terhadap penderitaan, kelebihan, serta kekurangan diri.


Editor: Yohanes Rasultantino Nenta

2 Komentar

© Copyright 2022 - LPM basic FMIPA UB