![]() |
Sumber gambar:edgecounselingsolutions.com |
Selama hampir dua
tahun belakangan ini, pandemi covid-19 mengharuskan setiap individu untuk
melakukan aktivitasnya di dalam rumah guna mengantisipasi penyebaran virus
covid-19. Tak terkecuali aktivitas perkuliahan yang dilakukan secara daring
(dalam jaringan). Aktivitas perkuliahan yang biasanya dilakukan secara tatap
muka di kelas harus berubah menjadi perkuliahan daring yang mengharuskan para
mahasiswa untuk menantap layar laptop setiap saat. Hal ini tentunya menimbulkan
banyak masalah, diantaranya kendala jaringan yang mengakibatkan kesulitan
memahami materi yang disampaikan saat kelas, serta tugas yang menumpuk dan serba
deadline. Hal ini juga dapat memicu mahasiswa mengalami kecemasan, stres,
frustasi, dan jenuh menghadapi perkuliahan daring. Belum lagi tuntunan akademik
dari dosen maupun orang tua yang menambah kekhawatiran para mahasiswa dan
menyebabkan stres akademik.
Apa itu stres
akademik?
Stres akademik
merupakan suatu respon yang muncul karena terlalu banyak tuntutan dan tugas
yang harus dikerjakan individu. Respon yang muncul dapat berupa reaksi fisik,
perilaku, pikiran, dan emosi negatif. Stres akademik muncul sebagai akibat
ketegangan karena adanya tuntutan akademik; individu yang tidak dapat menghadai
tuntutan akademik; dan tuntuan akademik yang dianggap sebagai gangguan.
Faktor yang
mempengaruhi stres akademik
Adapun faktor yang
dapat mempengaruhi stres akademik terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut.
1. Faktor internal
- Pola
fikir masing-masing individu dalam mengendalikan situasi dapat
mempengaruhi tingkat stres. Umumnya, semakin besar kendali bahwa ia bisa
melakukan sesuatu akan memperkecil kemungkinan stres yang dialami.
- Kepribadian
seseorang dapat menentukan tingkat toleransi terhadap stres. Tingkat stres
individu yang optimis biasanya lebih kecil dibandingkan tingkat stres
individu yang pesimis.
- Keyakinan
terhadap diri sendiri dapat mempengaruhi cara menginterpretasikan
situasi-situasi di sekitar individu sehingga dapat mengubah pola pikir
terhadap suatu hal dan mempengaruhi tingkat stres individu tersebut.
- Motivasi
berprestasi yang tinggi dapat mengurangi tingkat stress akademik, dan
sebaliknya.
- Prokrastinasi
atau menunda-nunda tugas akademik sampai batas akhir waktu yang tersedia
dapat meningkatkan tingkat stres yang dialami, dan sebaliknya.
2. Faktor eksternal
- Kurikulum
dalam sistem pendidikan yang standarnya semakin tinggi, dan mengakibatkan
persaingan semakin ketat, waktu belajar semakin bertambah, serta beban akademik
yang harus dipenuhi semakin tinggi.
- Tekanan
untuk selalu berprestasi sehingga nilai dan IPK terkadang menjadi tolak
ukur dari suatu prestasi.
- Stressor
atau peristiwa dalam hidup yang dapat mempengaruhi cara seseorang dalam
menghadapi kondisi penuh stres.
Apa itu mindfulness?
Mindfulness
(kesadaran pikiran) merupakan suatu cara dalam melatih diri sendiri untuk
memusatkan perhatian terhadap peristiwa yang terjadi dengan melibatkan
kesadaran dan ketidakberpihakan. Mindfulness ditujukan untuk menenangkan
pikiran dan meredakan stres dengan mengolah pikiran dan perasaan negatif
menjadi lebih positif. Mindfulness dapat membantu mengembangkan kecerdasan
emosional, menambah kebahagiaan, meningkatkan rasa ingin tahu, serta mengurangi
kecemasan dan depresi.
Cara menerapkan
mindfulness
1. Mulailah dengan tujuan
Mengingat bahwa alam
bawah sadar bertanggung jawab atas sebagian besar pengambilan keputusan dan
perilaku seseorang. Memulai hari dengan tujuan dapat membantu menyelaraskan
pemikiran bawah sadar dengan dorongan emosianal. Mulailah dengan tujuan,
tentukan tujuan yang masuk akal akan tetapi tidak perlu menetapkan target untuk
hasilnya.
2. Menikmati proses makan
Luangkan waktu Anda,
istirahat sejenak dari beban akademik dan tugas-tugas yang harus dilakukan, dan
terapkan mindfulness saat makan. Penerapan mindfulness saat makan akan mengubah
pengalaman makan menjadi lebih menyenangkan. Arahkan fokus ke ke tubuh,
dengarkan kebutuhan tubuh Anda, makan sesuai dengan kebutuhan dan tidak
terburu-buru. Hindari kegiatan yang dapat menganggu saat makan.
3. Memberikan keseimbangan pada otak
Mindfulness
terkadang dapat membuat otak kita bekerja sangat keras, dan tentunya hal
tersebut tidak baik jika dilakukan secara terus-menerus. Beri jeda pada otak
untuk melakukan keseimbangan. Lakukan kegiatan perkuliahan dan waktu istirahat
dengan seimbang.
4. Melatih pikiran dan otot
Berolahraga
merupakan fondasi sederhana untuk latihan mental, dan membantu mendorong
kemampuan kognitif yang membantu untuk fokus. Selain itu, kita juga perlu
melakukan kegiatan yang menyikronkan tubuh, pikiran, dan sistem saraf. Beri
kesempatan pada diri Anda untuk melakukan aktivitas fisik sederhana maupun hobi
yang dapat menjaga kesehatan mental Anda.
Daftar Pustaka:
Asmita, Wenda. 2021. Faktor yang mempengaruhi
stress akademik menghadapi kuliah daring pada mahasisawa IAIN Batusangkar. Skripsi.
Instintut Agama Islam Negeri Batusangkar. Batusangkar.
Christoper, Willard. 2016. Growing up
mindful: Essential practice to help children, teens, and families find balance,
calm, and resilience. Sound True, Inc. Louisville.
Hidayat, Oki, & Fourianalistyawati, Endang.
2017. Peranan mindfulness terhadap stress akademik pada mahasiswa tahun
pertama. Jurnal Psikogenesis, 5(1), 1-6. DOI: 10.24854/jps.v5i1.494
Pratiwi, Yunia. 2021. “5 Cara simpel menerapkan
mindfulness sehari-hari”, Majalah Tempo, 14 Juni
Editor: Dewi Sulastri
2 Komentar
tips tipsnya bermanfaat banget kalo lagi banyak tugas
BalasHapusMari terapkan mindfulness dalam keseharian
BalasHapus