Breaking News

Resensi Film "Tilik"



Judul                    : Tilik

Produser              : Elena Rosmeisara.

Penulis                 : Bagus Sumartono

Genre                   : Drama

Pemain          : Siti Fuziah, Brilliana Desy, Angeline Rizky, Dyah Mulani, Lully  Syahkisrani,    Hardiansyah Yoga Pratama, Tri Sudarsono, Gotrek, Ratna Indriastuti, Stephanus Wahyu Gumilar.

Tanggal rilis        : 2018

Durasi                 : 32 menit

Bahasa                : Jawa

    Film Tilik memiliki makna “menjenguk” maka dari itu film ini menceritakan perjalanan sekelompok ibu-ibu desa yang menjenguk ibu lurah yang sedang sakit, rombongan itu menggunakan truk untuk pergi ke rumah sakit diperjalanan salah satu tokoh yang bernama Bu Tejo asyik membicarakan seorang kembang desa di lingkungannya yang bernama Dian. Gadis itu diperbincangkan karena parasnya membuat para suami di desa gemar memandanginya.

    Bu Tejo memprovokasi bahwa Dian sebagai wanita tidak benar, sehingga membuat ibu-ibu lainnya geregetan. Namun, ada salah satu yang menantang argumen dari Bu Tejo yaitu Yu Ning. Yu Ning merasa kurang setuju dan tidak enak mendengar cerita dari Bu Tejo sehingga mereka berdua sempat bertengkar untuk mempertahankan argumen masing-masing. Yu Ning mengingatkan kepada Bu Tejo untuk menjaga ucapannya.

    Bu Tejo kerap membicarakan aib tetangga, karakter Bu Tejo juga digambarkan sebagai orang yang suka pamer harta sehingga Yu Ning merasa risih. Hal itu, terlihat dari banyaknya perhiasan yang dia gunakan meskipun pergi ke rumah sakit. Bu Tejo juga ringan tangan dalam mengeluarkan uang sekaligus mempromosikan suaminya sebagai bakal calon lurah baru.

    Sesampai di rumah sakit, rombongan ibu-ibu gagal menjenguk ibu lurah karena dia terbaring di ruang ICU. Mereka hanya bisa bertemu dengan anak bu lurah yaitu Fikri dan Dian, gadis yang diperbincangkan selama perjalanan. Di akhir cerita, dikisahkan ternyata Dian menyembunyikan sesuatu tentang dirinya, dia bersama seorang pria yang umurnya jauh lebih tua seperti bapak-bapak.

    Kelebihan dari film ini banyak pelajaran yang diambil yaitu jangan suka berpikir buruk ataupun menggosipkan seseorang dan jangan suka pamer. Pada film ini menggambarkan kehidupan yang ada di masyarakat, seperti rasa peduli warga terhadap pimpinan, sedangkan kekurangan dari film ini yaitu akhir dalam cerita ini tidak diperjelas sehingga penonton merasakan kebingungan, selain itu dikarenakan film ini memakai bahasa Jawa, penonton kesulitan untuk memahami percakapan nya akan tetapi adanya subtitle membantu pemahaman penonton.

 

Ditulis oleh : Vita Dwi Anggraini

3 Komentar

© Copyright 2022 - kabarbasic