Breaking News

Kilas Akhir PEMIRA UB 2021: Wajah Baru FMIPA dalam Kursi DPM UB

  bsc | Jumat, 19 Maret 2021




LPM basic FMIPA UB - Kontestasi politik terbesar se-Universitas Brawijaya akhirnya sampai ujungnya pada Rabu (17/03) dengan dilakukannya perhitungan suara PEMIRA UB 2021. Perhitungan suara ini dilakukan secara daring melalui platform Zoom yang terintegrasi dengan saluran YouTube Kemahasiswaan UB setelah sebelumnya dilakukan pengambilan suara (voting) di hari yang sama. Pemilihan Mahasiswa Raya atau biasa disebut dengan PEMIRA UB 2021 berakhir dengan terpilihnya satu pasangan Presiden dan Wakil Presiden EM UB beserta 17 anggota DPM dari berbagai fakultas.

Sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Nomor 1064/UN10/A03/KM/2021 perihal Pelaksanaan Pemilu Raya (PEMIRA) UB Tahun 2021 pada Februari lalu, maka secara resmi dilakukan pembubaran Panitia PEMIRA 2021 sekaligus pembentukan Panitia PEMIRA UB yang baru. Pelaksanaan PEMIRA UB 2021 berada langsung di bawah kendali pihak Kemahasiswaan UB beserta panitia dari unsur mahasiswa.

“Mengenai panitia dari unsur mahasiswa itu ada dua, yaitu panitia yang dilakukan rekrutmen terbuka dan panitia pengawas yang dikhususkan untuk ketua DPM dan Presiden BEM dari setiap fakultas. Jadi ada 17  Ketua DPM dan 17 Presiden BEM yang menjadi panitia pengawas, itu untuk panitia dari unsur mahasiswanya.” Terang Irnawansyah selaku Panitia Pengawas PEMIRA UB 2021 sekaligus Ketua DPM FMIPA UB.

Selain perubahan pelaksana dalam PEMIRA UB serta sistem yang beralih menjadi daring, ada satu hal lain yang berbeda dalam teknis pelaksanaan PEMIRA tahun ini, yakni sistem dapil atau daerah pemilihan dalam pemilihan anggota DPM. Dimana mahasiswa pada fakultas yang menerapkan sistem dapil ini hanya boleh memilih calon yang berasal dari fakultasnya saja. Fakultas yang menerapkan sistem ini antara lain: FH, FIA, FIB, FP, FAPET, dan FT. Pada sistem dapil ini, artinya ada lebih dari satu orang yang mencalonkan diri menjadi anggota DPM sehingga bisa dilakukan voting. Sementara untuk fakultas yang memiliki calon tunggal anggota DPM, pemilihan ditetapkan secara aklamasi tanpa melalui voting. Adapun fakultas yang menerapkan sistem aklamasi yaitu FMIPA, FEB, FK, FPIK, FISIP, FKH, FKG, FILKOM, Vokasi, dan PSDKU Kediri. Satu-satunya fakultas yang tidak mengajukan calon anggota DPM di tahun ini adalah FTP, sehingga pemilih dari FTP bisa memilih calon DPM yang berasal dari fakultas lain.

“Menurutku itu sebuah terobosan terbaru juga sih, bisa dibilang masing-masing fakultas ada perwakilan aspirasinya. Kalau kita berkaca dari tahun lalu ya, mungkin beberapa fakultas yang tidak ada perwakilan (DPM-nya, red) itu jarang bahkan tidak didengar aspirasinya. Dari sini bisa diambil hal positifnya jika dengan sistem dapil ini insyaallah bisa mengubah yang mungkin bisa diubah dan diperbaiki dari DPM tahun lalu.” Ungkap Yuka Fadana, DPM UB 2021 dari FMIPA, menanggapi sistem dapil pada pelaksanaan PEMIRA 2021.

Yuka Fadana, mahasiswa Prodi Kimia 2018 yang sempat menjadi calon tunggal DPM UB mewakili FMIPA ini mengungkapkan tiga aspek yang akan dia bawa untuk menduduki kursi DPM UB 2021, yakni mencakup aspirasi, advokasi, dan sinergi antar lembaga. Harapan Yuka, untuk DPM tahun ini yaitu mengetahui keinginan masing-masing fakultas, menyuarakan suara-suara mahasiswa baik dalam masalah administratif maupun keuangan terutama di masa pandemi sehingga masalah-masalah yang berkaitan dengan advokasi tersebut bisa teratasi, serta meningkatkan sinergi antar lembaga yang ada di Universitas Brawijaya dan bisa mendorong serta membantu pihak Universitas Brawijaya terkait kegiatan kemahasiswaan yang ada di Universitas Brawijaya.

“Semoga dari tiga hal poin besar itu nanti implementasinya seperti apa mungkin teman-teman bisa lihat sendiri kedepannya kayak gimana, mungkin yang kita bawa itu, dan semoga insyaallah bisa terlaksana.” Pungkas Yuka mengakhiri sesi wawancaranya dengan tim basic (laf/ss).

0 Komentar

© Copyright 2022 - kabarbasic