LPM basic FMIPA UB- Rangkaian agenda Pemilihan Wakil Mahasiswa
(PEMILWA) Fakultas MIPA usai digelar secara daring. Puncaknya yakni Pers
Perhitungan Suara PEMILWA FMIPA UB 2020 yang diadakan pada Selasa kemarin
(26/01). Berdasarkan hasil perhitungan suara, terpilih satu pasangan Presiden
dan Wakil Presiden BEM FMIPA 2021 dan 3 orang anggota DPM FMIPA 2021.
Pers Perhitungan Suara PEMILWA FMIPA
UB 2020 dibuka mulai pukul 19.20 WIB
melalui platform Zoom, tetapi kemudian dialihkan menggunakan platform Google
Meet karena mengalami suatu kendala teknis. Diawali dengan sambutan Putra
Pradeva selaku Ketua Pelaksana PEMILWA 2020, Muhammad Nazli Nashri selaku Ketua
DPM 2020, dan Darjito selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, kemudian
dilanjutkan dengan proses pembukaan kotak suara oleh panitia. Acara ditutup
sekitar pukul 20.45 WIB dengan meneriakkan jargon MIPA dipimpin oleh Presiden
BEM terpilih.
Diperoleh sebanyak 1205 suara untuk
calon DPM dan 1208 suara untuk calon Presiden dan Wakil Presiden BEM dengan
rincian hasil suara sebagai berikut:
Calon Anggota DPM FMIPA UB 2021
- Aida Fitria Safira (349 suara / 28,96%)
- Irnawansyah (308 suara / 25,56%)
- Muhammad (302 suara / 25,06%)
- Alfika (142 suara / 11,78%)
Sementara itu, angka abstain pada
pemilihan DPM mencapai 104 suara atau 8,63%.
Usai pengumuman perhitungan suara
pemilihan DPM, dilanjutkan dengan pengumuman hasil perhitungan suara pemilihan
calon tunggal pasangan Presiden dan Wakil Presiden BEM FMIPA UB. Naufal
Muhammad Fakhrizky dan Muhammad Zanuar Fatih Terim memperoleh 953 suara atau
78,89%. Abstain pada pemilihan BEM lebih tinggi daripada abstain pada pemilihan
DPM, yakni sebanyak 255 suara dengan persentase 21,11%
Sebelumnya telah dilakukan proses voting
atau pemilihan suara yang berlangsung secara daring pada pukul 08.00 WIB
hingga pukul 16.00 WIB. Pemilih bisa mengakses secara langsung melalui laman
pemira.ub.ac.id dengan memasukkan NIM serta password akun SIAM.
“Menurut saya sangat efektif dan
efisien dalam vote yang dilakukan dengan media online ini, karena dengan
hanya memasukkan NIM serta password, kami sudah bisa langsung dengan mudah
memilih, serta dengan adanya fitur waktu saat pemilihan akan membuat platform
pemilihan ini lebih efisien terhadap kami warga MIPA dalam memilih calonnya.” Ungkap
Jenny Rubiandar, mahasiswi Statistika angkatan 2020.
Selaras dengan yang dikemukakan oleh
Jenny, Nurdiana Lutfi Sari, seorang mahasiswi prodi Fisika 2019 juga mengungkapkan
hal serupa. Menurutnya, sistem pemilihan secara daring ini mempermudah mahasiswa
dalam melakukan voting apabila dibandingkan dengan sistem seperti tahun-tahun
sebelumnya.
Namun meskipun dilakukan penuh secara
daring, jumlah pemilih dalam PEMILWA tahun ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
“Target jumlah pemilih dalam PEMILWA
tahun ini di angka 50 persen. Seperti yang sudah kita tahu jumlah pemilih
berkisar di angka 1200-an dengan mahasiswa yang terdapat pada DMA (Daftar
Mahasiswa Aktif -red) sekitar 3000-an artinya belum tercapai.” Ungkap
Putra Pradeva selaku Ketua Panitia Pelaksana PEMILWA 2020.
Pihak panitia sudah berupaya menarik
partisipasi warga MIPA dalam PEMILWA dengan mengadakan berbagai lomba dan juga menyebarkan
informasi maupun ajakan di media sosial.
“Kita dari panitia tahun ini hanya
terus menyebarkan informasi terkait PEMILWA tahun ini dan ketika angka
pemilihan tidak mencapai target tidak ada solusi yang bisa dilakukan tetapi
kita apresiasi bagi 1200-an partisipan pada PEMILWA 2020.” Tambah Putra.
Penurunan Jumlah Calon dalam PEMILWA FMIPA
2020
Adanya calon tunggal Presiden dan
Wakil Presiden BEM serta menurunnya jumlah calon DPM yang berkontestasi dalam
ajang PEMILWA merupakan salah satu tolok ukur terjadinya krisis kepemimpinan di
Fakultas MIPA yang semakin terlihat jelas.
“Hal ini perlu dilakukan evaluasi. Bagaimana
para pengurus kemahasiswaan dalam melakukan program kerja perlu adanya terobosan
untuk proses pengkaderan seperti apa yang memberikan daya tarik yang besar bagi
para mahasiswa. Ini yang menjadi tantangan bagi para pengurus atau pengelola
bidang kemahasiswaan kedepannya.” Terang Darjito, Wakil Dekan III bidang
Kemahasiswaan FMIPA UB.
Pihaknya menambahkan, akan melakukan
evaluasi terkait sistem pemilihan Presiden/Wakil Presiden BEM serta anggota DPM
dengan mempertimbangkan relevansi sistem pemilihan melalui musyawarah mufakat
atau pemilihan secara aklamasi dari pimpinan fakultas.
“Itu (sistem secara aklamasi -red)
mungkin diterapkan jika dari mahasiswa sendiri tidak mampu menghasilkan atau
memilih para pemimpinnya.” Ungkap Darjito.
Menanggapi krisis kepemimpinan di
FMIPA, menurut Darjito, kemungkinan mahasiswa belum menyadari pentingnya pengembangan
softskill untuk meningkatkan kualitas diri pada saat terjun di masyarakat,
sehingga antusiasme mereka terhadap kegiatan kemahasiswaan kurang.
“Hal ini yang memerlukan terobosan
bagaimana meningkatkan daya tarik melalui program-program yang mampu menarik
antusiasme mahasiswa.”
Pihaknya berharap melalui program
merdeka belajar dan kampus merdeka mampu menumbuhkan minat mahasiswa dalam mengembangkan
softskill.
Sementara itu menyoroti minimnya
partisipan dalam PEMILWA FMIPA 2020, menurut M. Iqna Supriatna, demokrasi
bukanlah suatu hal dimana parameternya seberapa banyak orang yang berpartisipasi,
tapi bagaimana cara menampung aspirasi yang sebanyak-banyaknya. Iqna yang juga pernah
menjabat sebagai Presiden BEM FMIPA UB 2020 mengapresiasi para calon yang telah
bersedia melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan yang sudah ada.
“Pesan saya untuk Presiden dan Wakil
Presiden BEM serta anggota DPM yang terpilih, tetap amanah, tetap dengarkan
aspirasi dari warganya. Lakukan program yang memang dibutuhkan bukan diinginkan
oleh tiap personal, tapi yang dibutuhkan oleh warganya. Tampung segala hal
aspirasi dan juga harus tetap sabar. Karena satu tahun ke depan akan sangat panjang,
jadi kalau kita tidak ikhlas, tidak sabar, maka akan terasa berat.” Pungkas Iqna
dalam wawancaranya dengan tim basic.
Ketua DPM FMIPA 2020, Muhammad Nazli Nashri juga berharap hal serupa untuk BEM dan DPM yang terpilih agar dapat bekerja sesuai dengan tupoksinya, dapat menjaga kerukunan warga MIPA, mampu mendengarkan aspirasi seluruh mahasiswa MIPA, menjaga kekeluargaan antar LKM serta seluruh elemen yang ada di MIPA, membuat suatu gebrakan baru yang berguna bagi warga MIPA. Dan yang terakhir mampu mewujudkan suatu tujuan yg sama yaitu MIPA Satu MIPA Jaya. (laf/um)
Penulis: Lolita Aurensia Franelsa
Editor: Ulfah Maisaroh
0 Komentar