Pemberlakuan New Normal pada beberapa daerah di
Indonesia sudah diterapkan sejak tanggal 1 Juni 2020 silam yang sebelumnya juga
diberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di beberapa daerah.
Penerapan ini dilakukan guna memperbaiki perekonomian Indonesia yang memburuk
akibat Covid-19 ini. Sebenarnya, apa sih, New
Normal itu? Menurut Wikipedia, New Normal
atau Kenormalan Baru adalah sebuah istilah yang dipakai pada berbagai konteks
(salah satunya pandemi covid-19) untuk merujuk kepada suatu hal yang
sebelumnya dianggap tidak normal atau tidak lazim, kini menjadi umum dilakukan.
Satu hari sebelum
penerapan New Normal, tercatat
sebanyak 26.473 orang di Indonesia positif Covid-19. Pada tanggal 1 Juni,
bertambah menjadi 26.940 orang dinyatakan positif Covid-19. Dari angka
tersebut, sebanyak 1.641 meninggal dunia (Kompas.com).
Angka-angka tentu tidak sedikit membuat sebagian orang geleng-geleng kepala. Sebenarnya,
Indonesia siap atau tidak menghadapi New
Normal?
Menurut WHO,
kriteria-kriteria bagi negara yang ingin menerapkan New Normal adalah (1) Negara tersebut sudah membuktikan telah berhasil mengontrol
transmisi Covid-19; (2) Kapasitas sistem kesehatan mampu untuk mendeteksi,
menguji, mengisolasi, dan menangani setiap kasus, serta menelusuri kontak; (3)
Meminimalisasi resiko wabah khususnya di fasilitas kesehatan dan panti jompo;
(4) Sekolah, kantor, dan lokasi penting lainnya bisa dan telah menerapkan upaya
pencegahan; (5) Resiko kasus impor bisa ditangani; (6) Komunitas masyarakat
sudah benar-benar teredukasi, terlibat, dan diperkuat untuk hidup dalam kondisi
normal yang baru.
Kini, kasus Covid-19 di
Indonesia berada di angka yang sangat mengkhawatirkan, Sekitar 70 ribu lebih (Kompas.com), yang mana terjadi penambahan kasus hampir
1000 orang setiap harinya. Apa penyebabnya?
Selain keadaan di
Indonesia yang sebenarnya belum siap memberlakukan New Normal, kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol
kesehatan juga berdampak pada bertambahnya kasus tersebut. Benar bersepeda,
namun saat berkumpul tidak memakai masker, tidak membawa hand sanitizer, tidak melakukan physical
distancing. Lantas apa? Percuma.
Maka, marilah Pemerintah
dan masyarakat bersama-sama menjaga agar kasus tidak bertambah setiap harinya.
Untuk Pemerintah, maksimalkan layanan kesehatan di seluruh daerah, selalu
memberikan edukasi kepada rakyat, melakukan sosialisasi, dan melakukan operasi—operasi
masker misalnya—di setiap daerah secara berkala. Untuk
masyarakat, mari patuhi protokol kesehatan, jaga jarak, jaga kebersihan diri,
dan selalu gunakan alat yang sekiranya mengurangi resiko penyebaran Covid-19.
0 Komentar