Breaking News

Gaya Hidup Sederhana Dengan Konsep Minimalis


Oleh: M Ravidianto

Lepaskan, seperti anak kecil meniup setangkai dandelion. Dalam satu tarikan napas, begitu ringan dan bahagia tak terkira.

Pernahkah kamu mengalami situasi dimana ruangan kamu penuh dengan barang–dan lebih parahnya, berserakan pula? Jika iya, pasti kamu butuh waktu, energi dan bahkan pikiran untuk membereskannya. Itu merupakan hal yang sangat kurang efisien dalam hidup.

Seorang perempuan bernama Francine Jay bersama suaminya pada tahun 2009, mereka menjual rumah dan harta benda mereka. Kemudian, mereka pindah ke luar negeri dengan hanya membawa masing-masing satu koper. Mereka menerapkan konsep hidup minimalis di kehidupan baru mereka.

Francine Jay dikenal dengan Miss Minimalist. Dalam blognya, missminimalist.com, ia menulis tentang gaya hidup minimalis. Francine Jay juga sudah memproduksi beberapa buku seperti The Joy of Less, A Minimalist Living Guide: How to Declutter, Organize, and Simplify Your Life

Dalam Bahasa Indonesia, buku tersebut berjudul Seni Hidup Minimalis dan sudah tersebar di berbagai toko buku di Indonesia. Buku tersebut memiliki sampul berwarna kuning dengan terbitan terjemahan dari PT Gramedia Pustaka Utama. Jumlah halaman buku tersebut sebanyak 260 halaman.


Seni Hidup Minimalis
Buku tersebut bukan untuk mengajak membersihkan ruangan atau jual rumah kemudian ke luar negeri. Namun, buku tersebut mengajak kita untuk menerapkan pola hidup minimalis. Jay membawa slogan STREAMLINE, yang artinya adalah,
Start over, segera mulai aktivitas menata kamar tanpa menunda-nudanya
Trash, treasure, or transfer, pilih barang untuk dibuang, disimpan, atau diberikan kepada yang lebih membutuhkan
Reason for each item, setiap barang harus memiliki alasan kuat mengapa ia disimpan
Everything in its place, letakkan barang pada tempatnya, segera setelah selesai menggunakannya
All surface clear, semua permukaan datar seperti lantai dan meja harus dibiarkan kosong dan rapi
Modules, siapkan ruang-ruang untuk menyimpan barang dengan membagi-baginya sesuai kebutuhan
Limits, membatasi barang-barang yang dimiliki
If one comes in, one goes out, jika ada satu barang baru, keluarkan satu barang lama
Narrow down, kurang benda-benda yang lama tidak terpakai atau sudah tidak digunakan
Everyday maintenance, merawat kerapian rumah setiap hari

Dalam konsep hidup minimalis, kita harus mengetahui fungsi barang yang kita miliki. Jika barang tersebut sudah tidak memiliki fungsi dalam kehidupan sehari-hari kita, maka barang tersebut perlu untuk disingkirkan, agar tidak memakan banyak ruang di tempat yang kita tinggali.

Contoh lainnya adalah, pada saat kita akan membeli barang. Sebelum membeli barang, dalam buku ini, ada baiknya kita memikirkan, “kenapa kita membeli barang tersebut? Fungsinya apa untuk kehidupan kita nanti? Seberapa lama barang tersebut berpengaruh di kehidupan kita?”. Konsep hidup minimalis, secara tidak sadar, membawa kita untuk hidup tidak foya-foya. Memiliki dan memakai barang seperlunya.

Kita juga dapat memakai, “Konsep Satu Masuk, Satu Keluar”. Artinya, setiap kita membeli barang baru, kita perlu mengeluarkan barang lama, yang sejenis, yang sekiranya sudah tidak berguna lagi. Hal ini menguntungkan untuk dilakukan: agar ruangan tidak cepat penuh dengan barang.

Kemudian, pertanyaan muncul, bagaimana kalau barang tersebut adalah barang kenangan? Jay menjelaskan dalam buku tersebut, sebenarnya kenangan itu adalah rasa yang melekat dengan mutlak di diri kita jika menganggap kenangan itu berharga. Sementara barang hanyalah benda, dimana sewaktu-waktu dapat rusak karena faktor internal maupun eksternal. Jadi, sebenarnya barang tersebut juga hanya akan memenuhi ruangan kita.

Hidup dengan paham minimalisme menuntun kita untuk melawan gaya hidup dengan paham konsumerisme. Manfaat yang diperoleh dari menerapkan hidup minimalis sangat banyak sekali. Selain belajar untuk hemat, namun juga dapat membuat fungsi barang menjadi efektif kepada kita, tentu juga berpengaruh pada peningkatan kualitas hidup. Penggunaan barang dengan efisien dapat diterapkan dengan gaya hidup minimalis.

Ketika mempunyai barang yang sangat banyak, berserakan dan tidak berguna, maka lepaskan barang tersebut seperti anak kecil meniup setangkai dandelion. Dengan itu, tingkat stres kita terhadap suatu barang menjadi berkurang dan tidak ribet.

0 Komentar

© Copyright 2022 - LPM basic FMIPA UB