![]() |
Debat tertutup calon anggota DPM dan calon presiden serta calon wakil presiden BEM FMIPA UB telah dilaksanakan di Ruang MP 2.3 dan MP 2.4 pada Rabu (22/11). (mrd) |
LPM basic FMIPA UB – Debat tertutup calon anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) dan calon presiden serta calon wakil wakil presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya (UB) telah dilaksanakan di Ruang MP 2.3 dan MP 2.4 pada Rabu (22/11). Debat tertutup merupakan salah satu rangkaian kegiatan Pemilihan Umum Mahasiswa (PEMILWA) FMIPA UB. Debat tertutup tersebut dihadiri oleh perwakilan dari setiap Lembaga Kedaulatan Mahasiswa (LKM) FMIPA UB. Mekanisme debat tertutup diawali dengan penyampaian visi dan misi dari masing-masing calon, menjawab pertanyaan wajib dari setiap LKM yang diambil secara acak, menjawab pertanyaan dari audiens, dan closing statement.
Debat tertutup pada sesi pertama diisi oleh calon anggota DPM (Baca juga: “Debat Tertutup: Masalah Dana Warnai Bahasan Calon Anggota DPM”). Sedangkan, debat tertutup pada sesi kedua diisi oleh calon presiden dan wakil presiden BEM yang terdiri dari Hafidz Assad & Alfan Jimbot sebagai calon presiden dan wakil presiden BEM nomor urut 1, dan Ahmad Rizky R & Azrul Vikrie sebagai calon presiden dan wakil presiden BEM nomor urut 2.
Kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden duduk dengan tenang menunggu giliran. Akhirnya moderator memanggil pasangan calon nomor urut 1, kemudian mereka memaparkan visi dan misi yang akan ditawarkan kepada mahasiswa FMIPA, terkhusus LKM. Setelah itu, giliran pasangan calon kedua Ahmad Rizky dan Azrul Vikrie memaparkan visi dan misinya yang akan ditawarkan kepada LKM di FMIPA. Visi dan misi yang dipaparkan kedua pasanagan calon tersebut cenderung membahas pelayanan dan kesejahteraan mahasiswa, politik, dan sosial lingkungan.
Ketika menjawab pertanyaan wajib dari setiap LKM, sebuah pertanyaan menarik kepada pasangan calon nomor 1. “Bagaimana merubah paradigma mahasiswa FMIPA yang hanya berpikiran sempit dalam menjawab masalah lapangan pekerjaan?”. Sontak kedua pasangan calon tersebut menjawabnya dengan salah satu program kerjanya yang akan memfasilitasi mahasiswa FMIPA dalam menjawab permasalahan lapangan pekerjaan yang menurut mahasiswa FMIPA hanya berkutat pada guru saja melalui sharing bersama alumni. Pasangan calon nomor urut 2 kemudian maju lalu mengambil pertanyaan acak dari lembaga. Sebuah pertanyaan yang cukup menggelitik, “Pentingkah Badan Eksekutif Mahasiswa bagi mahasiswa MIPA?”. Dengan cepat, pasangan calon tersebut menjawabnya dengan salah satu program kerjanya yang akan terdepan melayani kesejahteraan mahasiswa FMIPA melalui advokasi.
Moderator membuka kesempatan kepada tiga audiens untuk bertanya. Salah satu audiens bernama Afdhal Junaidi, perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Kimia (HMK), mengangkat tangannya kemudian menanyakan pertanyaan kepada pasangan calon nomor urut 1. “Bagaimana anda mengkolaborasikan lembaga-lembaga di FMIPA UB serta lembaga-lembaga lain di luar FMIPA UB? “. Pasangan calon nomor satu membalasnya dengan menawarkan kembali program kerjanya yang akan mengkolaborasikan program kerjanya dengan LKM – LKM melalui suatu pelatihan. Pernyataan tersebut lalu dibalas oleh penanya dengan bertanya kembali bagaimana susahnya LKM di FMIPA berkolaborasi apabila banyak program kerja yang dibuat oleh LKM di FMIPA. “Komunikasi yang baik antar lembaga dapat menyelesaikan hal tersebut”, kata salah satu calon dari pasangan calon nomor urut 1. Ada sebuah pernyataan dari pasangan calon tersebut yang cukup menarik yaitu adanya penawaran terbuka kedudukan menteri-menteri yang akan mengisi kepada mahasiswa FMIPA. “Kami akan membuka penawaran kepada warga FMIPA untuk menduduki kursi menteri di BEM.” seru salah satu calon dari pasangan calon nomor urut 1.
Suasana semakin gaduh dan tegang, moderator mempersilahkan salah satu audiens lagi, kemudian ada yang mengangkat tangan, Suhardi Winaryo, perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFIS), untuk bertanya kepada kedua pasangan calon. “Sejauh mana anda mengetahui kemahasiswaan di FMIPA dan sejauh mana anda mengetahui data-data atau aturan baku yang ada untuk menyusun program kerja yang akan dilaksanakan di FMIPA?”, tanya salah satu audiens. Dengan sigap, pasangan calon nomor urut 2 membalas pertanyaan tersebut dengan menyebutkan beberapa aturan yang berlaku pada masing-masing LKM di MIPA meliputi AD/ART, GBHK/GBHO, dan hasil musyawarah tertinggi MUMF (Musyawarah Umum Mahasiswa Fakultas-red) yang menjadi dasar pembuatan program kerja pada masing-masing LKM, serta pencerdasan mahasiswa FMIPA mengenai jalannya organisasi kemahasiswaan melalui publikasi oleh salah satu departemen di BEM. Moderator mempersilahkan pasangan calon nomor urut dua duduk, kemudian mempersilahkan pasangan calon nomor urut satu menjawab pertanyaan tersebut. Pasangan nomor urut satu menjawab pertanyaan penanya dengan menjelaskan makna dari kemahasiswaan tersebut, selain itu salah satu calon dari pasangan urut nomor satu ingin membuat program untuk menginisiasi pergerakan di FMIPA.
Penanya kedua tersebut semakin menggebu-gebu memberikan feedback, “dalam fungsi legislatif terdapat fungsi advokasi, lalu fungsi BEM apa untuk advokasi dan adakah aturan dasar yang berlaku?”. Pasangan calon nomor urut dua menjelaskan fungsi advokasi bagi lembaga eksekutif yaitu mengeksekusi permasalahan mahasiswa, dan aturan yang berlaku mengacu pada aturan dikti. Kemudian, pasangan calon nomor urut satu menyebutkan untuk membudayakan budaya literasi untuk mengenal lebih jauh produk hukum yang berlaku. Seisi ruangan penuh dengan suara gaduh tepuk tangan audiens yang menandakan pertanyaan kedua berakhir.
Moderator mempersilahkan audiens ketiga untuk bertanya kepada pasangan calon. Sebuah pertanyaan yang sangat lucu dan menarik, “Sebagai perwakilan mahasiswa FMIPA nanti, sudah hafalkah anda dengan Mars FMIPA dan saya ingin anda menyanyikannya?”. Sontak seisi ruangan kembali gaduh dengan suara tertawa dan tepuk tangan penonton. Moderator mempersilahkan pasangan calon nomor urut satu menjawab pertanyaan tersebut, namun dibalas dengan pernyataan belum hafal dengan Mars FMIPA, begitu pula dengan pasangan calon nomor urut dua yang juga memberikan pernyataan belum hafal juga dengan Mars FMIPA. Sesi pertanyaan telah usai dan diakhiri dengan closing statement dari masing-masing calon presiden dan wakil presiden BEM. (gpw/mrd/hzn)
Debat tertutup pada sesi pertama diisi oleh calon anggota DPM (Baca juga: “Debat Tertutup: Masalah Dana Warnai Bahasan Calon Anggota DPM”). Sedangkan, debat tertutup pada sesi kedua diisi oleh calon presiden dan wakil presiden BEM yang terdiri dari Hafidz Assad & Alfan Jimbot sebagai calon presiden dan wakil presiden BEM nomor urut 1, dan Ahmad Rizky R & Azrul Vikrie sebagai calon presiden dan wakil presiden BEM nomor urut 2.
Kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden duduk dengan tenang menunggu giliran. Akhirnya moderator memanggil pasangan calon nomor urut 1, kemudian mereka memaparkan visi dan misi yang akan ditawarkan kepada mahasiswa FMIPA, terkhusus LKM. Setelah itu, giliran pasangan calon kedua Ahmad Rizky dan Azrul Vikrie memaparkan visi dan misinya yang akan ditawarkan kepada LKM di FMIPA. Visi dan misi yang dipaparkan kedua pasanagan calon tersebut cenderung membahas pelayanan dan kesejahteraan mahasiswa, politik, dan sosial lingkungan.
Ketika menjawab pertanyaan wajib dari setiap LKM, sebuah pertanyaan menarik kepada pasangan calon nomor 1. “Bagaimana merubah paradigma mahasiswa FMIPA yang hanya berpikiran sempit dalam menjawab masalah lapangan pekerjaan?”. Sontak kedua pasangan calon tersebut menjawabnya dengan salah satu program kerjanya yang akan memfasilitasi mahasiswa FMIPA dalam menjawab permasalahan lapangan pekerjaan yang menurut mahasiswa FMIPA hanya berkutat pada guru saja melalui sharing bersama alumni. Pasangan calon nomor urut 2 kemudian maju lalu mengambil pertanyaan acak dari lembaga. Sebuah pertanyaan yang cukup menggelitik, “Pentingkah Badan Eksekutif Mahasiswa bagi mahasiswa MIPA?”. Dengan cepat, pasangan calon tersebut menjawabnya dengan salah satu program kerjanya yang akan terdepan melayani kesejahteraan mahasiswa FMIPA melalui advokasi.
Moderator membuka kesempatan kepada tiga audiens untuk bertanya. Salah satu audiens bernama Afdhal Junaidi, perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Kimia (HMK), mengangkat tangannya kemudian menanyakan pertanyaan kepada pasangan calon nomor urut 1. “Bagaimana anda mengkolaborasikan lembaga-lembaga di FMIPA UB serta lembaga-lembaga lain di luar FMIPA UB? “. Pasangan calon nomor satu membalasnya dengan menawarkan kembali program kerjanya yang akan mengkolaborasikan program kerjanya dengan LKM – LKM melalui suatu pelatihan. Pernyataan tersebut lalu dibalas oleh penanya dengan bertanya kembali bagaimana susahnya LKM di FMIPA berkolaborasi apabila banyak program kerja yang dibuat oleh LKM di FMIPA. “Komunikasi yang baik antar lembaga dapat menyelesaikan hal tersebut”, kata salah satu calon dari pasangan calon nomor urut 1. Ada sebuah pernyataan dari pasangan calon tersebut yang cukup menarik yaitu adanya penawaran terbuka kedudukan menteri-menteri yang akan mengisi kepada mahasiswa FMIPA. “Kami akan membuka penawaran kepada warga FMIPA untuk menduduki kursi menteri di BEM.” seru salah satu calon dari pasangan calon nomor urut 1.
Suasana semakin gaduh dan tegang, moderator mempersilahkan salah satu audiens lagi, kemudian ada yang mengangkat tangan, Suhardi Winaryo, perwakilan dari Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFIS), untuk bertanya kepada kedua pasangan calon. “Sejauh mana anda mengetahui kemahasiswaan di FMIPA dan sejauh mana anda mengetahui data-data atau aturan baku yang ada untuk menyusun program kerja yang akan dilaksanakan di FMIPA?”, tanya salah satu audiens. Dengan sigap, pasangan calon nomor urut 2 membalas pertanyaan tersebut dengan menyebutkan beberapa aturan yang berlaku pada masing-masing LKM di MIPA meliputi AD/ART, GBHK/GBHO, dan hasil musyawarah tertinggi MUMF (Musyawarah Umum Mahasiswa Fakultas-red) yang menjadi dasar pembuatan program kerja pada masing-masing LKM, serta pencerdasan mahasiswa FMIPA mengenai jalannya organisasi kemahasiswaan melalui publikasi oleh salah satu departemen di BEM. Moderator mempersilahkan pasangan calon nomor urut dua duduk, kemudian mempersilahkan pasangan calon nomor urut satu menjawab pertanyaan tersebut. Pasangan nomor urut satu menjawab pertanyaan penanya dengan menjelaskan makna dari kemahasiswaan tersebut, selain itu salah satu calon dari pasangan urut nomor satu ingin membuat program untuk menginisiasi pergerakan di FMIPA.
Penanya kedua tersebut semakin menggebu-gebu memberikan feedback, “dalam fungsi legislatif terdapat fungsi advokasi, lalu fungsi BEM apa untuk advokasi dan adakah aturan dasar yang berlaku?”. Pasangan calon nomor urut dua menjelaskan fungsi advokasi bagi lembaga eksekutif yaitu mengeksekusi permasalahan mahasiswa, dan aturan yang berlaku mengacu pada aturan dikti. Kemudian, pasangan calon nomor urut satu menyebutkan untuk membudayakan budaya literasi untuk mengenal lebih jauh produk hukum yang berlaku. Seisi ruangan penuh dengan suara gaduh tepuk tangan audiens yang menandakan pertanyaan kedua berakhir.
Moderator mempersilahkan audiens ketiga untuk bertanya kepada pasangan calon. Sebuah pertanyaan yang sangat lucu dan menarik, “Sebagai perwakilan mahasiswa FMIPA nanti, sudah hafalkah anda dengan Mars FMIPA dan saya ingin anda menyanyikannya?”. Sontak seisi ruangan kembali gaduh dengan suara tertawa dan tepuk tangan penonton. Moderator mempersilahkan pasangan calon nomor urut satu menjawab pertanyaan tersebut, namun dibalas dengan pernyataan belum hafal dengan Mars FMIPA, begitu pula dengan pasangan calon nomor urut dua yang juga memberikan pernyataan belum hafal juga dengan Mars FMIPA. Sesi pertanyaan telah usai dan diakhiri dengan closing statement dari masing-masing calon presiden dan wakil presiden BEM. (gpw/mrd/hzn)
Baca juga tulisan lainnya mengenai PEMILWA
0 Komentar