Breaking News

X-Faktor: Alat Pendeteksi Vaksin Palsu

Tim menunjukkan alat pendeteksi vaksin palsu yang dinamakan dengan X-Faktor. (Dok. Narasumber)
LPM basic FMIPA UB – Tim yang terdiri dari kolaborasi antara mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Fakultas Teknik (FT) Universitas Brawijaya (UB) telah membuat inovasi berupa alat pendeteksi vaksin yang didasari oleh karsa dan nalar. Tim tersebut memiliki anggota diantaranya, Oktivia Ditasari dari Kimia 2014, Audina Vidya Restanty dari Kimia 2014, Apri Dwi Megawati dari Kimia 2014, Achmad Syaifudin dari Teknik Mesin 2013, dan Muhammad Fatahila dari Teknik Elektro 2013. Audina Vidya Restanty, salah satu dari anggota tim ini menceritakan cikal bakal pembuatan alat tersebut dengan melihat permasalahan yang sedang terjadi.

“Ide awal dari dosen PA disuruh buat alat kromatografi sentrifugal buat misahin senyawa curcumin, karena selama ini alat tersebut harganya mahal. Tapi setelah kami diskusikan dengan tim kurang ada inovasi karena alat tersebut sudah ada, akhirnya kami mencari topik yang lagi booming yaitu tentang vaksin palsu,” ujar Audina kepada awak basic pada Sabtu (9/9).

Audina Vidya Restanty kembali menjelaskan bahwa dalam membuat alat untuk pendeteksi vaksin palsu menggunakan prinsip kromatografi sentrifugal.

Oktivia selaku Ketua Tim Program Kreativitas Mahasiswa ini menerangkan bahwa alat tersebut dinamakan dengan X-Faktor yang berguna sebagai solusi dari permasalahan vaksin palsu.

“X-Faktor (Extra Fast Fake Vaccine Detector) merupakan inovasi alat pendeteksi vaksin portabel berbasis kromatografi sentrifugal dengan divergensi sinar UV (Ultraviolet-red) sebagai solusi maraknya peredaran vaksin palsu,” jelas Oktivia mengenai alat yang sukses mengantarkan mendapatkan medali emas untuk poster dan perunggu untuk presentasi pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke-30 di Makassar.

Oktivia kembali menerangkan bahwa alat tersebut dalam mendeteksi vaksin dengan cara mengindikasikan data RGB (Red, Green, Blue-red) sebagai pembeda.

“Alat yang menerapkan prinsip gaya sentrifugal dan divergensi sinar UV mampu membedakan antara vaksin asli dan vaksin palsu dengan menampilkan perbedaan data RGB,” ungkap Mahasiswa Kimia FMIPA UB 2014 tersebut.

Oktivia mengungkapkan bahwa X-Faktor masih dalam tahap penyempurnaan karya.

“Sasaran utama pemasaran X-Faktor sendiri meliputi berbagai tempat pelayanan kesehatan. Dan saat ini X-Faktor memasuki tahap penyempurnaan karya untuk memenuhi standar pemasaran.” ungkap Oktivia. (suy/fit)

“Teruslah berkarya, teruslah berkarya, karena inti dari sebuah karya adalah kemanfaatan, dan sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Salam Berkarya!”- Oktivia Ditasari

0 Komentar

© Copyright 2022 - kabarbasic