Untuk Adik Kecilku yang Berlayar Dilarung
Waktu
Foto oleh: al |
Sore
yang tenang
di
buritan,
aku
menikmati derik kapal.
Baling-baling
lingkar bersapu ombak
Meninggalkan
buih kecil yang terbuai mengikuti
Enggan
lepas dari perjalanan singkat ini.
Sore
yang tenang, lembayung berkilauan
Tergambar
samar wajah cilikmu
saat
baru belajar berjalan
Begitu
manis, begitu bersih
Pangeran
ibunda yang esok berlari-lari
ganas
mengejar kakaknya.
Sore
yang sunyi, mega tak bertepi
Kian
jelas wajah itu menapaktilasi misteri
seperti
buih-buih biru yang mengikuti
ekornya
hilang terempas perjalanan
putihnya
kabur terbakar raja hutan.
Tampak
jelas di ingatan,
Paruh-paruh
pelikan menampar permukaan air
tanpa
pikir-pikir
Sejelas
tangan jahil yang dulu tak mengerti sesal
ringan
menapuk, mencubit, bahkan menggampar
Tanpa
tahu sakit,
Tanpa
tahu sesal,
Dan
seperti buih yang terempas di perjalanan
masa
itu telah lama jadi silam.
Dia
telah termakan usia
entah
masih menyimpan ingatan
atau
telah habis dimakan zaman
meninggalkan
aku,
yang
terbuai kelabu
menyimpan
sayang.
yang
tak tahu caranya diungkapkan.
7.10.16
(al)
0 Komentar