Malam ini begitu
dangkal pikiran dan membosankan
Memaksaku berjibaku
menembus pekat
Aku sendiri
terkujur dalam hangat petak ruang
Tak ku sadari otak
berpikir cepat
Apa yang dilakukan
manusia selama ini
Apa yang dikerjakan
para buruh negeri
Apa yang dimainkan
oleh orang berdasi
Apa yang diupayakan
oleh yang ngakunya aktif organisasi
Siapa dia?
Kala itu logika tak
memiliki arti
Kala itu hati
nurani telah bersimbah darah para pemilik negeri
Lagi lagi dendang
birokrat dan wakil berdasi yang akunya wakil rakyat negeri
Sirna sudah
tergerus sistem yang hingar bingar
Ricuh kisruh dengan
obrak abrik orang tak berakal sakti
Masihkah terlihat
kepakan garuda?
Masihkah sekuat
perisai yang di dada?
Adakah yang bisa
menembus segala ruang nostalgia?
Aku mengerti butuh
waktu untuk memahami
Bila memang
kenangan ini telah terpatri
Bosan mendengar
segala caci maki
Segala cibir menusuk sukma yang tak bernyali
Ahhh sudahlah
Ini bukanlah
demokrasi
Aku tak mengenal
lagi garuda punya perisai diri
Ini bukanlah sebuah
petisi atau mosi
Melainkan hanyalah
sebuah puisi
Dari manusia tak
bernyali yang ingin segera pergi
(Dikita Astrianti)
0 Komentar