Breaking News

Cuap-cuap

sumber gambar: www.tarjiem.com
Globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Globalisasi terlalu kuat untuk dihambat dan memang tak seharusnya dilawan. Untuk menjadi bangsa yang lentur dan dinamis, kita harus menyesuaikan diri dan terbuka dengan proses ini. Didukung pula oleh arus Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), kita akan tertinggal dan terpuruk jika tidak bersikap  terbuka. Meski begitu, sebagai bangsa dengan ideologi Pancasila, kita tetap harus mengingat dan memegang teguh nasionalisme dan adat ketimuran yang kita miliki.

(Duuuh, kenapa pembahasannya serius begini ya? Padahal ulasan ini bukan artikel berat lho. Hanya pemberitahuan! Hanya ulam-ulam!)
 
Salah satu hal dasar mengenai keterbukaan ini ialah kemampuan berbahasa. Untuk melancarkan komunikasi dan interaksi dengan masyarakat global, mau tidak mau kita wajib menguasai bahasa internasional, yaitu Bahasa Inggris. Faktanya, dalam kalangan mahasiswa sendiri (khususnya mahasiswa FMIPA UB yang "basic"  amati), Bahasa Inggris belum memasyarakat. Beberapa mahasiswa dengan pendidikan tinggi pun sering mengeluhkan perkara Bahasa Inggris yang begitu sulit. Sebetulnya, dalam menguasai Bahasa Inggris kita tidak perlu mengikuti kursus dan semacamnya. Cukup dengan menjadikan Bahasa Inggris sebagai makanan sehari-hari, kita akan segera terbiasa. Cara mujarab inilah yang sangat jarang digunakan oleh sebagian besar orang. Sebaliknya, kita justru memberi respon miring terhadap kawan yang ingin berlatih menggunakan Bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari. Sok Inggris, katanya.

(Jadi, jadi, mau apa nih sebenarnya? Kenapa jadi panjang begini?)

Nah, sebagai pelaku proses, "basic" memberikan satu cara untuk melatih kemampuan linguistik masyarakat guna menghadapi globalisasi yang kian tinggi laju percepatannya. Cara tersebut yaitu dengan menghadirkan tulisan dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Melalui terobosan ini, diharapkan pembaca dan penulis dapat mengasah kemampuan berbahasanya, khususnya pada aspek menulis dan membaca. AKAN TETAPI, sebagai media yang berbasis bahasa dan nasionalisme, "basic" tetap menjunjung tinggi bahasa kesatuan Bahasa Indonesia. Caranya, basic akan berusaha menghindari istilah-istilah asing pada artikel berbahasa Indonesia. Melalui cara ini, basic akan mengenalkan istilah-istilah Bahasa Indonesia yang ironisnya tidak banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia moderen seperti gawai untuk gadget, surel untuk e-mail, serta narahubung untuk contact person.

(Nah, nah, nah..... Jadi maksudnya ini toh? Dari tadi bicara panjang lebar, sebenarnya hanya ingin berkata, “Hoyy! Selamat pagi dunia! Ada yang baru lho! Mulai sekarang, beberapa ulasan di www.kabarbasic.com tersedia dalam dua bahasa. Keren kaaaaaan?!”
Lalu apakah semua tulisan akan disajikan dalam dua bahasa? Hmmm... terobosan ini akan dikhususkan pada tulisan jenis opini dan artikel. Apabila direstui, kami juga akan membuat berita edisi Bahasa Inggris. Untuk saat ini, baru satu artikel terakhir yang sudah menjalankan rencana tersebut. Semoga selanjutnya basic selalu bisa istiqamah dan terbarui alias up to date. Heheeeee. Simak terus yaaaa!)


sumber gambar: www.lidahibu.com
Catatan: Penerjemahan ini TIDAK melalui peninjauan maupun saringan dari seorang profesional sehingga SANGAT DIMUNGKINKAN terdapat beberapa kesalahan. Karena itu, redaksi membuka peluang bagi pembaca untuk mengoreksi dan menyampaikan jika menemukan suatu kesalahan. Redaksi akan berterimakasih atas pengoreksian ini karena dengan cara ini, kita akan sama-sama belajar. Salam redaksi.

0 Komentar

© Copyright 2022 - kabarbasic