MUMF Sebuah Forum Lembaga ?
LPM basic FMIPA UB- Sebuah perjalanan panjang
Musyawarah Umum Mahasiswa Fakultas (MUMF) MIPA Universitas Brawijaya pada awal tahun pengurusan telah dilaksanakan
selama empat hari berturut-turut (27-30/02) dengan agenda membahas dan menetapkan Garis
Besar Haluan Pemerintah (GBHP) dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART) Lembaga Kedaulatan Mahasiswa (LKM) di FMIPA. Terdapat pro dan kontra yang muncul
dari peserta lembaga dalam pembahasan. Terlihat sekali dalam MUMF tersebut terdapat mahasiswa yang terindikasi membawa kepentingan
lembaganya terlihat
dari keinginannya mengubah suatu pasal, dimana pasal tersebut telah disetujui
forum, sedangkan hanya segelintir mahasiswa aktif FMIPA non-lembaga yang hadir.
“Mungkin budaya literasi atau budaya membaca atau budaya
kritis teman-teman
lembaga mulai meningkat ada dua kemungkinan, budaya kritis meningkat atau
kurang pengetahuan tentang legislatif atau tentang yang mereka kritisi.“ Ucap Danang, ketua DPM dalam menanggapi
akan lamanya perhelatan
MUMF hingga
4 hari. Salah satunya adalah pembahasan
mengenai redaksional “kedaulatan” yang memakan sampai 2 hari, sebetulnya ada pada
masalah sebatas literasi.
“Kalau yang jelas kita meningkat dari
segi kepedulian terhadap musyawarah umum dilain sisi kita masih dalam kondisi
bertahap mungkin sosialisasi ke mahasiswa baru dan mahasiswa 2016 masih
digencarkan,
cuma
sebagian besar mahasiswa MIPA
yang aktif itu berada di lembaga selain itu sedikit-sedikitnya lagi itu pasif.“ Imbuhnya.
Mengenai kehadiran, Danang mengungkapkan bahwa MUMF kali ini mengalami peningkatan. Hal ini didasari
dengan banyaknya mahasiswa aktif yang sebagian
besar ada pada lembaga dan sisanya adalah mahasiswa aktif non lembaga.
Hal ini menunjukkan bahwa
peserta MUMF awal tahun masih didominasi oleh perwakilan lembaga kedaulatan
mahasiswa. Kondisi ini diimbangi dengan sosialisasi mengenai perhelatan MUMF
yang masih bartahap.
Danang mengungkapkan, terkait dengan
tingkat rendahnya kepedulian mahasiswa MIPA karena mereka belum mengetahui
peran organisasi mahasiwa bagi kehidupan mereka setelah lulus. Melalui organisasi, mahasiswa dapat berbicara yang
baik dalam forum, mengasah mental dan belajar musyawarah untuk menghasilkan
keputusan.
Berbicara mengenai alasan ketidakhadirannya dalam MUMF
kemarin. Salah satu mahasiswa MIPA berinisial DN, Kimia 2016 mengungkapkan, “Pertama,
saya nggak terlalu minat disitu kayak politik-politikan kayak gitu , sama waktunya nggak sempet…”.
Ibarat kampus merupakan
miniatur negara, dimana
didalamnya terdapat undang-undang
yang mengikat pemerintahan dalam menjalankan setiap aktifitas dari masyarakatnya. Pada titik inilah kontribusi dan aspirasi layak
ditunjukkan karena bukan untuk siapa-siapa, namun untuk kita sendiri.
Selanjutnya, apakah MUMF nanti masih didominasi
perwakilan lembaga ataukah mahasiswa
FMIPA ? Mari kita tunggu MUMF selanjutnya.(dy/hnn)
No comments