Breaking News

Mahasiswa Intelektual Muda



MAHASISWA,
INTELEKTUAL MUDA
PEMBAWA ANGIN SEGAR PERUBAHAN BANGSA

Menjadi mahasiswa, banyak predikat yang dilekatkan masyarakat pada pundaknya.  Sebutlah sebagai agent of change, social control, dan iron stock. Sangatlah cocok bila berbagai titel ini melekat padanya sebagai seorang (maha)siswa. Bukan lagi seorang siswa yang tugasnya hanya belajar.
Seorang mahasiswa juga didentikkan dengan idealisme, semangat menggelora, dan berbagai aksi yang selalu membawa angin segar perubahan bangsa ini. Tengoklah sejarah tumbangnya Orde Baru pimpinan rezim Soeharto yang penuh akan praktik KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), yang tak luput dari peran mahasiswa dalam upaya merubah keadaan yang tak bersahabat itu. Kedzaliman yang telah terjadi di tengah-tengah masyarakat saat itulah yang memantik semangat perubahan dan idealisme mahasiswa kala itu.
Namun kini lain cerita, pendidikan yang terperangkap kepentingan korporasi mengakibatkan ilmu tidak lagi dikembangkan sebagaimana mestinya, tapi justru dikembangkan berdasarkan kepentingan korporasi terhadap pasar. Sedangkan sistem pendidikan saat ini yang mengacu pada sistem pendidikan pragmatis dan pro pasar, dengan penerapan kurikulum pendidikan tinggi berbasis kompetensi kerja (kurikulum KKNI tahun 2012).  Kurikulum ini ditetapkan pemerintah untuk menyambut pasar bebas MEA 2015 (jalan neoliberalisme di negeri-negeri yang menerapkan sistem kapitalis tidak terkecuali Indonesia). 
KKNI bertujuan memastikan setiap lulusan tidak hanya memiliki ilmu, namun juga ketrampilan kerja yang terstandarisasi. Membuat mereka lebih disibukan dengan agenda-agenda yang bersifat pragmatis semisal agenda-agenda perlombaan kampus, bakti sosial, ajang cari bakat, serta diskusi publik yang hanya menghadirkan solusi yang tiadalah mengakar melainkan hanya sebatas penyelesaian permasalahan cabang saja. Mereka lupa akan peran mereka sebagai mahasiswa. Semangat dan idealisme mereka direduksi dan digadaikan dengan sifat penuh ke apatisan, sehingga arah gerak mereka pun banyak yang tak jelas mau kemana.
Sungguh ironis! Pergerakan mahasiswa seolah mati suri saat bangsa ini sedang sekarat menuju kehinaan. Masyarakat dan penguasa betul-betul dalam kondisi terpuruk. Lihatlah jasmani mereka yang bugar, namun pemikiran dan perasaan mereka tidak. Maka sadarlah wahai MAHASISWA! Negeri ini sedang sekarat!
Mahasiswa, sebagai intelektual muda yang memiliki kejernihan berpikir dan idealisme tinggi, mampu menorehkan sejarah perubahan besar bangsa di masa lalu semestinya dapat terulang kembali. Potensi inilah yang seharusnya mampu membawa angin segar perubahan bangsa. Namun belajarlah dari pengalaman yang lalu. Menumbangkan rezim bukanlah solusi yang hakiki atas permasalahan negeri ini. Nyatanya masalah masih terus terjadi. Cari tahu akar masalahnya dan solusi hakiki atas permasalahan bangsa ini. Jika tidak, kita hanya akan berpindah dari satu masalah ke masalah lain. (alf)

0 Komentar

© Copyright 2022 - LPM basic FMIPA UB